BANYUWANGI, JEJAKKASUSNEWS.ID
MPN Media Center
Luar biasa, Tiba tiba, Pro. Dr. HM. Khusnurridlo.M.Pd jadi
” rocker dadakan”. Dengan stik warna merah, guru besar dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember, naik panggung menuju ke perangkat Drum yang sudah disiapkan oleh panitia Diklat untuk di gebug dengan penuh semangat. Maka sambutan meriah dan tepuk tangan sedikitnya 100 wartawan bersorak.
Ala Rocker sejenak ini pun, juga dilakukan oleh Ketua Umum (Ketum) Majelis Pers Nasional (MPN), H. Umar Wirohadi, SH MM dan tidak ketinggalan Wiyono, SH. MH Kepala Kesbang Pol juga tak mau kalah beraksi menggebug dram lebih semangat.
Dengan menandai dimulainya acara perdana Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Majelis Pimpinan Pusat (MPP) MPN Tingkat nasional angkatan pertama dilaksanakan Senin (17/22-2018) di Agro Wisata Alam Indah Lestari (AIL) – Rogojampi Banyuwangi.
Tiga tokoh ini pun, tak mau kalah yang sebelumnya berpidato memberikan gemblengan pada wartawan peserta Diklat ini.
Ketum MPN dengan gayanya yang khas mengajak wartawan peserta Diklat jangan mau dan jangan sampai ada lagi sebutan wartawan Abal Abal.
Apalagi dengan tudingan wartawan amplop serta wartawan silaturahmi.
“Saya instruksikan pada seluruh wartawan peserta Diklat pertama ini, pada khususnya. Dan wartawan anggota MPN seluruh Indonesia pada umumnya. Saya tidak mau ada lagi sebutan nama tersebut di tubuh MPN,” tutur Ketum MPN dalam sambutannya.
Panjang lebar dia menguraikan tentang etika dan perilaku wartawan dalam menjalankan profesinya.
Berpantunria
Unjuk aksi podium kali ini disemarakan oleh Kepala Kesbang Pol Banyuwangi Wiyono, SH.MH. Dia hadir mewakili Bupati Banyuwangi. Dalam sambutannya yang sarat dengan pantun itu, Wiyono menyampaikan terimakasih pada MPN mau menggelar Diklat nasional di kota Blambangan. Secara otomatis Diklat ini memberikan keuntungan bagi masyarakat Banyuwangi, secara kasat mata peserta dan undangan pasti membelanjakan uangnya di kota paling timur di Jawa.
Selanjutnya Wiyono sedikit pamer, ketika menjelaskan keberhasilan pembangunan daerahnya. Banyuwangi sekitar 10 tahun lalu tidak dikenal oleh warga di luar daerah ini, kini telah maju pesat. Bahkan Banyuwangi saat ini menjadi pengguna teknologi digital terbesar di Indonesia. Program ini dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan PT Telkom memasang WiFi di setiap balai desa.
Akibat perangkat tersebut membuat daerah dulunya terisolir, kini menjadi terbuka dengan adanya perangkat komunikasi tersebut.
Tidak hanya itu, lagu lagu khas Banyuwangi saat ini selalu terdengar hampir dipelosok tanah air.
Sebagai gong pembekalan terhadap peserta Diklat , Prof. Dr. Khusnuridlo, M.Pd menyampaikan pesan dan mengharapkan wartawan khususnya peserta Diklat memiliki tanggungjawab moral terhadap bangsa dan negara .
Di dalam mengangkat berita harus selalu mempertimbangkan kepentingan keamanan dan keutuhan bangsa dan negara.
Negara yang besar dan kaya-raya tidak menjamin masyarakatnya sejahtera. Dicontohkan dengan Venezuela negara itu negara besar dan kaya, tetapi rakyatnya tidak sejahtera. Mengapa hal ini terjadi ? Karena rakyatnya tidak memiliki kepedulian terhadap kebangsaannya sendiri.
Ada negara kecil dan tidak memiliki kekayaan sumber alam tetapi masyarakat makmur dan sejahtera dicontohkan dengan Singapura. Karena rakyatnya memiliki kepedulian kebangsaan cukup tinggi. Sehingga mengurus negaranya dengan baik.
Maka lewat wartawan Profesor mengajak, menjalankan fungsinya dengan benar dan penuh tanggungjawab.
“Jalankan fungsi informasi, fungsi kontrol dan fungsi pendidikan dengan baik dan benar, untuk keutuhan NKRI. Saya yakin bangsa ini akan selamat dari proyek pembodohan,” tutur Pro. Dr. Khusnuridlo, M.Pd selaku Ketua Majelis Pakar MPN.
(Ted)
Komentar