BANYUWANGI, JKN – Sungguh sangat prihatin tentang perempuan tua renta Warga Desa Jajag Kecamatan Gambiran Banyuwangi bernama Mbah Marinten. Yang dikabarkan karena keterbatasannya tinggal serumah dengan hewan ternak Kambing. Kini rumahnya dibongkar dan harus pindah tempat dari tanah yang ditempatinya semula.
Rumor beredar Mbah Marinten terpaksa dipindahkan karena si pemilik tanah menunggu -nunggu kabar berita. Katanya tanah yang ditempati Mbah Marinten numpang karang itu ada yang akan membayari tidak kunjung datang. Mungkin entah karena si pemilik tanah habis kesabarannya menunggu sesuatu yang tidak jelas. Meminta rumah yang ditempati Mbah Marinten dibongkar dan pindah tempat.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Desa Jajag (Suparno) ketika dikonfirmasi Via selulernya Sabtu 17/11/2018. Kepada awak media Kades Jajag menjelaskan bahwa rumah Mbah Marinten oleh masyarakat terpaksa dibongkar dan dipindahkan secara gotong – royong. Karena yang punya tanah menekan terus untuk segera dibongkar dan dipindahkan.
” Karena yang punya tanah ngejar – ngejar terus termasuk saya yang tidak tahu masalahnya dikejar – kejar siang malam bagaimana caranya Mujari ( anak mbah Marinten ) pindah dari tanah itu. Jadi pandangan saya secara sosial kemanusiaan pada nasib Mbok Marinten saja, Mbok Marinten sudah kita boyong kita rawat dengan baik. Masalah rumahnya karena kita dikejar – kejar terus sama yang punya tanah, alhamdulillah ada solusi dari Dinas Pengairan dan langsung perintah pak Camat disuruh pindahkan ke tanah milik Pengairan, ” jelasnya.
Saat ditanya tentang tanah Pengairan yang bakal jadi tempat atau rumah Mbah Marinten, sehubungan dengan adanya papan larangan mendirikan bangunan di wilayah sempadan sungai. Kades menjawab, ” Kalau masalah itu urusan Pengairan mas, yang penting saya tangani bagaimana rumah itu pindah agar Mujari ( anak Mbah Marinten ) tidak benturan dengan pemilik tanah tahu – tahu disuruh pindah mau tinggal di mana kan kasihan mas. Saya harus membela dan menyelamatkan warga saya mas, ” jawabnya.
Ditambahkan oleh Kades Jajag bahwa sebelumnya sudah diupayakan tanah yang ditempati Mbah Marinten akan disewa. Tetapi kata Kades si pemilik tanah mengatakan tidak menyewakan tanah melainkan dijual dengan dalih untuk biaya saudaranya di Rumah Sakit. Kondisi terakhir Mbah Marinten menurut Kades sudah mendingan ada di Panti Jompo ada yang merawat kesehariannya.
” Syukurlah mas Mbok Marinten sekarang di Panti Jompo ada yang merawat kesehariannya. Karena Mbah Marinten sudah sangat tua tidak mampu berbuat apa – apa, mau makan susah, mau mandi susah mas. Saya mengandaikan bagaimana kalau orang tua saya seperti Mbah Marinten. Maka itu saya ambil langkah itu dibantu Pak Camat dan Dinas Sosial, ” imbuhnya.
Diceritaka pula oleh Kades Jajag (Suparno) bahwa Mbah Marinten ada di Panti Jompo diantar Kades Jajag, Camat Gambiran dan petugas dari Dinas Sosial. Selanjutnya tinggal bagaimana menyelesaikan bangunan rumah baru Mujari dan Mbah Marinten di tanah Pengairan tersebut.
Sementata Korsda Pengairan wilayah Cluring Kasian membenarkan adanya pembangunan rumah untuk Mbah Marinten di tanah stren Pengairan.
” Iya benar mas, karena mungkin tidak menemukan tempat lagi untuk rumah Mbah Marinten maka alternatifnya ditempatkan di tanah stren Pengairan mas. Tapi itu tidak dalam artian untuk dihak milik, hanya hak menempati saja, ” tuturnya lewat selulernya. (Ted)
Komentar