CIREBON, JKN – Secara Umum masalah Sanitasi/jamban masih menjadi tantangan bagi sekolah di Indonesia. Sanitasi yang baik, dimana salah satu indikatornya adalah toilet yang higienis, sangat mempengaruhi kesehatan dan kemampuan anak untuk mengikuti kegiatan belajar dan mengajar dengan baik. Beberapa kondisi memprihatinkan yang sering dijumpai pada toilet sekolah antara lain jumlah toilet yang tidak mencukupi sesuai dengan jumlah murid di sekolah, tidak tersedianya air bersih dengan jumlah yang cukup, kloset yang tidak bersih, dan dapat dijamah oleh serangga.
Toilet di sekolah adalah kebutuhan mutlak yang harus diperhatikan agar ketika mau buang air kecil/air besar jangan sampai mengantri atau mungkin menahannya, karena hal itu bisa berdampak kepada kesehatan. Rasio ideal untuk /jamban di sekolah telah diatur dalam Permendikbud No. 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/MA.
Selain itu, dalam Permendikbud tersebut juga telah mengatur bahwa luas minimum 1 unit jamban adalah 2 meter persegi, dan tersedia air bersih di setiap tempat unitnya. Salah satu contoh Sekolah Dasar yang memiliki jumlah toilet minim yakni, SDN Tukmudal 1 Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon. Ani Ratna Permasih, S. Pd, M.Pd selaku Kepala SDN Tukmudal 1 saat ditemui JKN mengatakan, minimnya toilet menjadi problem di sekolah kami, jumlah siswa di SDN kami sebanyak 663 siswa yang terdiri 324 siswa perempuan, dan 339 siswa laki -laki, tetapi hanya memiliki toilet sebanyak 6 pintu dan toilet guru hanya 2 pintu.
Kalau mengacu pada aturan Permendikbud, tentu hal ini sangat jauh dari ideal, sehingga anak didik kami sering antri ketika mau menggunakan toilet. Dari jumlah tersebut menurut Ani, seharusnya SDN Tukmudal 1 memiliki 18 toilet, 6 toilet untuk 30 siswa laki-laki dan 12 Toilet untuk 20 siswa perempuan serta untuk guru cukup tambah 1 lagi, disamping itu ukuran ruang toilet di SDN kami kecil, ” keluh Ani.
Ani berharap, semoga Pemkab Cirebon melalui Bidang Sarana dan Prasarana (SARPRAS) Dinas Pendidikan akan memperhatikan kondisi sanitasi di sekolah kami. Kordinator Wilayah (Korwil) Pendidikan Kecamatan Sumber H. Surya M.PdI saat di temui usai menghadiri sertijab /pisah sambut di SDN MATANGAJI 1 belum lama ini menjelaskan, memang benar apa yang dikatakan Kepala Sekolah SDN tersebut, SDN Tukmudal 1 harus ada penambahan atau rehabilitasi toilet, namun ada tiga cara untuk mengatasi kekurangan sanitasi yakni diantaranya Pertama, mengusulkan ke Dinas Pendidikan melalui Proposal untuk diberikan jatah penambahan sanitasi/jamban, itupun kalau ada program bantuan dari dinas. Kedua, melalui CSR lingkungan setempat seperti contohnya, SDN Tukmudal 1 itu letaknya berdekatan dengan Indomart/Alfamart, Toserba Surya dan itu bisa mengajukan proposal ke tiga perusahaan tersebut. Ketiga, partisipasi masyarakat setempat dengan tidak mengikat untuk mengatasi minimnya sanitasi di SDN Tukmudal 1, “jelas H. Surya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon melalui Kepala Seksi Bidang Sarana dan Prasarana Pancawala, saat di temui JKN di kantornya mengatakan, untuk masalah kaitan sanitasi /jamban memang mayoritas di sekolah dasar masih kurang, akan tetapi kami juga masih butuh anggaran untuk pembangunan dan pemeliharaan jamban, sementara di satu sisi di kami kegiatan untuk pembangunan dan pemeliharaan sangat kurang. Coba sebaiknya temen – temen media memberikan masukan dan saran ke anggota dewan untuk minta di bantu, maaf bukannya menyuruh, ini hanya sharing, karena di dewan ada dana aspirasi, “kata Panca.
Sementara itu, menurut Pemerhati Pendidikan Sekaligus Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Cirebon Aceng Sudarman SH melalui Sekretarisnya Erman belum lama ini mengatakan, sungguh sangat prihatin bila mendengar informasi minimnya jumlah toilet /jamban khususnya di SDN Tukmudal 1. Jumlah toiletnya tidak sebanding, hal ini akan mempengaruhi kepada siswa / siswi saat mau ke kamar mandi. Dalam meningkatkan kesehatan pendidikan di lingkungan sekolah, hendaknya Dinas Pendidikan melalui Bidang Sarana dan Prasarana agar betul – betul memperhatikan program utama /prioritas sarana tersebut. Coba bayangkan, apabila ada yang kebelet untuk buang air orang saja, bisa – bisa buang air besar atau buang air kecil di celana, “ungkap Erman. (yana)
Komentar