Berita Sidikkasus.co.id
Halsel – Seorang pasien dirawat di puskesma Mafa Kecamatan Gane Timur Kabupaten Halmahera Selatan, mengalami penyakit tumor paru-paru dan otak dilarikan di dua (2) rumah sakit umum daerah (RSUD) yang berbeda di Maluku Uatar, menggunakan mobil carry diduga mendapat penolakan oleh dokter di sana untuk didampingi oleh perawat.
Pasien dengan kondisi kritis atas nama Alpius Tuang, Warga Desa Batonam Kec. Gane Timur Halsel mengalami penyakit tumor paru-paru dan otak yang dirawat di puskesmas Maffa hingga di rujuk ke RSUD Weda Halteng, dan RSUD Labuha menggunakan mobil Carry dengan nomor polisi DG : 8132 tampa ada pendampingan perawat diduga Ambulanc digunakan untuk kepentingan pribadi.
Dari pengakuan keluarga pasien bahwa semua biaya transportasi dan makan minum mencapai jutaan rupiah di tanggung oleh istri pasien yang benar-benar terdaftar di buku register Desa Batonam sebagai keluarga kurang mampu.
Hal ini di sampaikan langsung oleh adik kandung pasien yakni Yokius Tuang saat ditemui Wartawan di ruang ICU RSUD/Labuha Halsel pada hari kamis (03/10/2024) sekitar pukul 11:35 Wit.
Kaka saya ini mengalami tumor paru-paru dan otak itu sudah di atas 1 tahun tapi baru 2 bulan merasa kesakitan baru tidak bisa bicara sehingga pihak keluarga melarikan ke puskesmas Maffa untuk mendapat pertolongan medis. Kata Yokius
Setelah dirawat kondisi pasien semakin memburuk makanya pihak keluarga minta dirujuk ke rumah sakit Weda, melalui jalur darat mengunakan Mobil Carry dengan jarak tempuh sekitar 30 kilo meter lebih, tetapi sesampainya disana pasien di tolak dengan alasan surat rujuan berasal dari puskesmas kabupaten lain.
Setelah itu pasien dikembalikan ke Desa Batonam dan kami meminta ibu Bidan Polindes agar mendampingi pasien mau di rujuk ke RSUD/Labuha, tetapi saat itu bidan telfon dokter di puskesmas Maffa, meminta ijin untuk megawal pasien tapi ditolak lagi oleh dokter dengan alasan pasien sudah sehat jadi tidak usah dampingi. Ungkap Yokius mengutip pembicaraan perawat.
Ia membenarkan dokter juga minta kepada ibu bidan agar infus yang terpasang di tangan pasien segera dicabut, namun ia bersih keras melarang mencabut infus dari tangan pasien yang terpasang karena kondisi kaka nya sedang kritis.
Dari situ kami keluarga langsung mengambil langkah untuk membawa pasien tampa pendampingan dari bidan mupun perawat lainnya. Kami lewat jalur darat menuju Saketa dengan jarak perjalanan diatas 60 kilo meter, setelah itu pasien dinaikkan ke kapal ferry lagi menuju RSUD/Labuha.
Kalau semua biaya perjalanan dan makan minum yang dikeluarkan sudah diatas 1 juta rupiah itupun sebagian uang kami pinjam karena Kepala Desa hanya kasih 200 ribu rupiah. Cerita Yolius adik kandung pasien hingga meneteskan air matanya.
Terkait penyakit yang di derita pasien, direktur RSUD-Labuha Dr. Titin Andriyanti, saat ditemui Wartawan di ruang kerjanya ia menduga bahwa pasien tersebut mengalami penyakit tumor paru dan otak.
Iya pasien bersangkutan sudah dirawt oleh dokter specialis dalam, akibat pasien mengalami strok metastase yaitu tumor paru kanan hingga menyebar ke otak membuat kesedaran pasien menurun 8 dari normal kesadaran 15.
Kalau kita mau melihat diaknoses strok atau bukan harus ada alat penunjang Sifisken karena disini tidak ada maka direncanakan akan dirujuk ke Ternate.
Selain itu dirut juga membenarkan kondisi pasien saat ini sedang kritis di ICU.
Kondisi pasien yang berada di ICU saat ini kritis karena kesadaran GCS untuk mengukur kesedaran otak itu menurun 8 kalau normal 15. Ucap dirut.
Terkait hal ini, kepala puskesmas Mafa Kec. Gane Timur Halsel, menolak memberikan namanya saat di konfirmasi via pesan chat WhatsAPP ditanya terkait pasiennya Alpius Tuang mengalami penyakit Tumor paru-paru yang di larikan ke RSUD Weda, dan kembali dirujuk ke RSUD/Labuha Halsel, tampa mengunakan mobil Ambulanc serta tidak adanya pendampingan pihaknya.
Kapus mengaku belum mengetahui pasien bersangkutan di rawat di puskes Mafa hingga di rujuk ke RSUD.
Saya belum tau pasien itu karena anak saya sakit tiga (3) hari jadi tidak masuk kantor. Tutur kapus.
Usai memberikan klarifikasi, kapus disarankan agar mengevaluasi diri dan dokter serta perawat yang menangani pasien tersebut, agar kedepan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada Warga yang kurang mampu saat membutuhkan pengobatan.
Anehnya kapus mengancam akan melaporkan Awak Media ke pihak kepolisian. Bapak jangan berkata-kata saya akan lapor ke polisi. Tegas Kapus saat dikonfirmasi.
(Reporter/Kandi).
Komentar