Pilkada/Pilbup Banyuwangi 2024, Para Kades Sepakat Akan Mengusung Mura’i Ahmad Kades Gumirih Sebagai Bacabup 

Berita sidikkasus.co.id

BANYUWANGI – Pesta demokrasi pemilu 2024 yang baru saja selesai diselenggarakan akan tetapi  masih dalam tahapan rekapitulasi perolehan suara oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Banyuwangi, setelah itu kontestasi Pilkada Banyuwangi 2024 bahwa masyarakat Banyuwangi untuk mengusung calon pemimpin Banyuwangi yang akan di gelar pada bulan November 2024, sudah mulai santer di berbagai pemberitaan bahkan telah bermunculan nama – nama kandidat bakal calon Bupati dan wakil Bupati yang semakin menarik untuk di perbincangkan oleh publik, sampai ada sekelompok masyarakat ( Para Kepala Desa) yang mendorong salah satu kepala Desa agar maju mencalonkan pilkada Bupati Banyuwangi 2024 yakni ; Mura’i Ahmad Kepala Desa Gumirih Kecamatan Singojuruh, yang juga menjabat sebagai Ketua DPC PABDESI.

Mura’i yang di kenal dicintai oleh masyarakatnya, pria kelahiran 1976 yang berdomisili di Desa Gumirih kecamatan Singojuruh Banyuwangi Jawa Timur, sudah terbukti menjabat sebagai kepala Desa selama tiga periode berturut turut. Hal ini diperkuat dari kelompok kalangan kepala Desa se Banyuwangi dalam survey mencapai 80 % yang mendukung untuk maju di Pilbup Banyuwangi. Senin (04/03/2024).

Hal ini juga disampaikan oleh kepala Desa Bomo”Bahwa kepala Desa juga ikut andil dalam pesta demokrasi, maka sementara ini kami selaku ketua Asosiasi kepala Desa Kabupaten Banyuwangi (ASKAB) yang di wilayah kecamatan Blimbingsari sepakat dengan statemennya pak H.Arif Rahman Mulyadi selaku Kepala Desa Sraten Cluring yang sudah beredar melalui pemberitaan media online yang ada di Banyuwangi dalam rangka momentum pemilihan P1 Banyuwangi untuk mengusung Mura’i Ahmad SE. SH. MH sebagai salah satu kandidat dari kelompok kepala Desa, maka dari itu perjuangan kepala Desa untuk mensukseskan penambahan jabatan tersebut membutuhkan kekompakan dan kekuatan dari semua kepala Desa yang ada di Banyuwangi, dan kami mempunyai inisiatif khususnya wilayah kecamatan Blimbingsari dan Rogojampi supaya jabatan P1 ini bisa di ikuti dari salah satu kepala Desa dalam pesta demokrasi nanti karena mau nggak mau kepala pemerintah Desa ini harus paham sosok figur yang menjadi P1 yang ada di kabupaten Banyuwangi, karena kepala Desa sudah merasakan sebagai ujung tombak tentang kepemimpinan yang paling bawah, Ucapnya.

Lebih lanjut,”Kami berharap kepada seluruh komponen kepala Desa se-kabupaten Banyuwangi nanti pada tanggal 6 Maret ini kita akan bermusyawarah bersama yang diadakan di balai Desa Gitik kecamatan Rogojampi dalam rangka membahas salah satu nama kepala Desa yang harus kita perjuangkan untuk jabatan P1, ini sudah jamannya kepala Desa ikut andil dalam rangka pesta demokrasi khususnya pemilihan Bupati dan wakil Bupati, karena momentum seperti ini datangnya tidak dua kali cuma satu kali, maka itu salah satu kandidat kontestasi Pilkada P1 2024 harus ada calon dari kalangan kepala Desa, kalau memang kepala Desa bisa terpilih menjadi puncak pimpinan yang di wilayah kabupaten Banyuwangi, insyaallah semua kepala Desa akan bisa berkomunikasi dengan nyaman, hubungan selalu harmonis, apalagi terkait aset yang ada di kabupaten Banyuwangi tidak begitu besar sekali sehingga kepala Desa tahu mana yang harus diperuntukan untuk diperjuangkan demi kesejahteraan dan kemajuan masyarakat Banyuwangi yang lebih baik.
Semoga semua kepala Desa bisa memahami dan mendukung statemen dari kami selaku kepala Desa Bomo dan statemen dari kepala Desa Sraten kecamatan Cluring. Terangnya”

Sementara Kepala Desa Karangbendo” Budiharjo saat dihubungi awak media melalui sambungan seluler untuk dimintai komentarnya terkait munculnya nama Ahmad Mura’i seorang kepala Desa Gumirih yang selaku ketua DPC PABDESI Banyuwangi sekaligus Sekjen PABDESI propinsi jawa timur muncul di pemberitaan sebagai salah satu kandidat yang diusung dari kalangan kepala Desa untuk menjadi peserta kontestasi Pilkada Bupati 2024.

Budiharjo langsung mengatakan,”Dengan singkat bahwa 80% untuk kalangan kepala Desa yang ada di kabupaten Banyuwangi siap berjuang memberi dorongan dan dukungan untuk pak Ahmad Mura’i sebagai calon kandidat pilkada bupati 2024,”singkatnya.

Kades Gumirih merespon langsung atas dukungan terkait munculnya berita disosmed dan kepala Desa Bomo, Ia mengatakan,”Adapun niatan baik dari teman-teman saya mengerti, seperti contoh pilihan Bupati, pilihan Gubernur, Presiden itu harus melalui jalur politik, tidak ujuk-ujuk, kadang orang kepingin atau dicalonkan tapi dari partai tidak ada pengusung sama juga bohong. Ada partai pengusung tapi masyarakat tidak mau,”aku harus bagaimana, lebih baik ikuti aja prosesnya. Karena yang mempunyai hak pilih masyarakat , dan yang menilai langsung masyarakat, pemimpin sekarang baik yang menjadi pemimpin yang terbaik tetapi masyarakat punya hak, hak demokrasi, hak mengeluarkan pendapat, hak memilih tidak boleh dipaksakan tidak bisa di intervensi.

Lebih lanjut,”Dan yang paling terakhir “takdir Allah”walaupun manusia merencanakan sesuatu hal tanpa takdir dari Allah, karena takdir itu yang paling utama dan takdir itu melalui proses, dengan usaha, berdoa dan ikhtiar. Kalau dari saya pribadi tidak terburu-buru,hanya menunggu proses, dari pendapat teman teman seperti pak Rahman, pak Tik, H Ta’i dan teman teman Kades yang lain. Hal itu lumrah perlu di hargai dan dihormati hal itu bagian dari proses demokrasi mengeluarkan pendapat,hak masing-masing orang.

“Saya merespon dengan baik, dengan positif tapi namanya proses politik itu butuh waktu, apalagi dalam waktu yang dekat ini harus dipertimbangkan dengan masak masak.

Kalau melihat di sosial media banyak tokoh-tokoh mencalonkan. Saya sendiri bingung, tidak pernah mengajak, tidak pernah di parani dan saya tidak pernah mempengaruhi, akan tetapi digrup WA kayak seperti itu, saya melihat dan membaca ngeri dan meneteskan air mata, mereka tahu bahwa saya seorang Kades, tidak punya uang lebih, tidak punya tabungan lebih, tidak punya kekayaan yang melimpah. Tapi cukup untuk mencukupi kebutuhan anak-anak sekolah dan kebutuhan sehari-hari.

Adapun teman teman memberikan dukungan, support dan pendapatnya hingga mengerucut, tetap saya hormati, hargai dan saya tidak bisa menolak dan mengiyakan, karena mengiyakan itu butuh waktu, butuh proses, butuh akomodasi. Kemudian kata terakhir “makan siang itu tidak mungkin gratis” itu yang kita pikirkan sehingga kita mengikuti proses seperti air mengalir, karena politik itu dinamis mudah berubah, kita tidak usah saling menyalahkan dan menjelekkan, mereka yang berpendapat berujung pada hak pilih masyarakat yang menjadi penentu akhir,”akhiri Kades Gumirih Mura’i Ahmad SE. SH. MH.
(Djoen SDK)

Komentar