Berita sidikkasus.co.id
SORONG PBD – Saat Pelaksanaan Morning Briefing Koarmada III, bertempat di Lobi Mako Koarmada III, Katapop Kab Sorong Papua Barat Daya, Dinas Kesehatan Koarmada III melaksanakan sosialisasi pertolongan pertama pada serangan jantung yang dihadiri Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) III, Laksamana Muda TNI Hersan, S.H., M.Si., M.Tr.Opsla, Kepala Staf koarmada III Laksamana Pertama TNI Singgih Sugiarto, ST., M.Si., dan seluruh Pejabat Utama, Komandan Satuan, Kasatker dan Komandan KRI di jajaran Koarmada III, adapun dalam kegiatan tersebut sebagai Nara Sumber atau pemapar adalah Kapten Laut (K) dr Abdul Ghofur Sp JP, Kasi Urikkes RSAL dr Oetojo Sorong. Senin (22/01/24).
Lebih lanjut dikatakan pemapar, bahwa penanganan pertama pada serangan jantung yaitu agar segera membawa pasien ke tempat yang lebih aman, kemudian telepon ke 119 atau rumah sakit terdekat untuk meminta pertolongan tenaga medis dan ambulan dan lakukan pertolongan bantuan hidup dasar (Basic Trauma Cardiec Life Suport) berupa tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP), ini merupakan tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti nafas oleh tenaga medis atau awam yang terlatih, dan segera bawa penderita ke IGD untuk dilakukan bantuan hidup lanjut dan perawatan di rumah sakit.
Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan demo cara melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) untuk menolong seseorang yang tiba-tiba terkena serangan jantung, adapun gejala awal dari serangan jantung adalah nyeri di dada, tertekan di daerah dada, rasa berat di dada, rasa terbakar , rasa mual atau nyeri ulu hati serta keluar keringat dingin, ungkap pemapar.
Sementara itu pada bagian lain, Pangkoarmada III, menyampaikan agar seluruh yang hadir dalam kegiatan tersebut dapat benar-benar memperhatikan materi yang disampaikan, karena kejadian serangan jantung akan datang secara mendadak tanpa tanpa pemberitahuan.
Dengan mengetahui teknik penanganannya, maka kita dapat menyelamatkan penderita serangan jantung dari cidera otak maupun kehilangan nyawa, karena fakta mengungkapkan lebih dari separuh pasien yang terkena serangan jantung, tidak mendapatkan pertolongan pertama Resusitasi Jantung Paru, dikarenakan tidak adanya pemahaman tentang Resusitasi Jantung Paru,”ungkap Pangkoarmada III”.
(Tim/Red)
Komentar