Pemdes Yosomulyo Tasyakuran Lounching Tugu Beda Tetapi Mesra

Berita sidikkasus.co.id

BANYUWANGI – Pemdes Yosomulyo kecamatan Gambiran. gelar Lounching Tasyakuran bertempatl diperempatan Yoscafe Dusun Krajan. Kegiatan acara tersebut dihadiri Forpimdes beserta stap Desa, Babinsa, Kepala KUA,Toga,Tomas dan warga sekitar Tugu Beda Tapi Mesra, Sabtu (30/09/2023).

Joko Purnomo(Kades) Yosomulyo memberikan sambutan,Dia (Joko) mengatakan,”Berterima kasih kepada para undangan yang telah hadir, Forpimka, lembaga Desa, Babinsa, tokoh masyarakat dan masyarakat sekitar Tugu Beda Tapi Mesra.

Lebih lanjut,”Pemerintah Desa membangun Tugu ini beda dengan Desa-Desa yang lain pada umumnya. Karena Desa kami tidak mempunyai sumberdaya saya alam khususnya untuk tempat wisata yang memadai. Dengan tidak adanya lokasi, maka saya membangun Tugu ini di perempatan Yoscafe dusun Krajan dengan cat warna – warni. Dengan maksud banyak warna menunjukkan keberagaman budaya Indonesia atau Bhineka Tunggal Ika berbeda – beda tetap satu Indonesia.

Pada Tanggal 30 September menyimpan peristiwa kelam bagi Desa Yosomulyo dan bangsa Indonesia.
Simbul warna warni menunjukan berbeda beda suku bangsa tetap Indonesia.
Jangan mau terpecah belah dan tergoyahkan. Para pahlawan telah rela kehilangan nyawa demi persatuan Indonesia.
Jangan biarkan kejadian kelam yang sama terulang kembali, karena kelalaian kita dalam menjaga pemikiran rakyat indonesia, karena dari pikiranlah semuanya bermula.

Dengan harapan,”Dengan adanya launching “Tugu Beda Tapi Mesra” ini beda membantu mengurai lalulintas dan mengurangi terjadi kecelakaan lalu-lintas di perempatan. Selain itu “perbebedaan warna menjadi indah” satu Indonesia dan NKRI hargati,”pungkas Joko Purnomo (Kades).

Kepala KUA Gambiran menambahkan,”Pemdes Yosomulyo mendeklarasikan Desa Moderasi beragama untuk mencegah radikalisme.
Dalam konteks aqidah dan hubungan antar umat beragama, moderasi beragama (MB) adalah meyakini kebenaran agama sendiri “secara radikal” dan menghargai, menghormati penganut agama lain yang meyakini agama mereka, tanpa harus membenarkannya.

“Moderasi beragama bukanlah upaya memoderasikan pemahaman dan pengalaman kita dalam beragama dalam moderasi beragama yaitu Komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan akomodatif terhadap budaya lokal,” pungkasnya.

(Djoen SDK)

Komentar