Berita sidikkasus.co.id
Palangkaraya – Kalteng –
Setelah beredarnya video kritikus atau komentator mengenai ” Ukt Elit fasilitas sulit “mahasiswa BEM UPR (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) mengaku bahwa apa yang tengah viral mengenai UPR (universitas palangkaraya) benar adanya atau sesuai dengan realita ,bukan rekayasa atau pun bukan provokator untuk mempengaruhi mahasiswa.
Mahasiswa BEM UPR atau bisa di sebut sebagai “Badan Eksekutif Mahasiswa” Dan DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) mengumpulkan seluruh mahasiswa UPR untuk melakukan unjuk rasa pada hari jum’at 8-9-2023 pada pukul 09.00 wib sampai selesai.
Setelah para mahasiswa kumpul di BEM UPR mereka berjalan kaki menuju rektorat sambil menyuarakan hak-hak mahasiswa dengan sambil menyanyikan lagu buruh tani, darah juang, dan mars UPR.
Bagaimana tidak mahasiswa UPR mempermasalahkan tentang problematika mengenai fasilitas seperti ac yang tidak berfungsi atau ruangan yang tidak ber’ac sedangkan ukt yang di bayar mahasiswa sangat lah mahal namun fasilitas tidak memadai’i.
Bahkan ada beberapa ruangan yang memiliki kipas angin namun sebagian besar kipas itupun tidak dapat digunakan atau rusak. Dan di beberapa fakultas lainnya masih memakai kursi yang tidak layak pakai belum lagi dengan flapon yang sangat memprihatinkan harus jaga jaga jika terjadi nya hujan, gedung merah putih yang di pakai mahasiswa juga untuk belajar tidak di perbolehkan untuk menuntut menggunakan lift, lift hanya di perbolehkan untuk dosen, staf dan petugas lainnya”.
Sedangkan mahasiswa hanya menggunakan tangga setelah aksi unjuk rasa itu, pihak rektorat menyatakan bahwa lift hanya bisa di gunakan untuk 6 orang itu saja.
Mahasiswa UPR tidak hanya mempermasalahkan masalah fasilitas tetapi juga membahas tentang mafia-mafia buku, dalam artian setiap mahasiswa diwajibkan untuk membeli buku setiap semester tidak membeli buku sama dengan tidak lulus, yang ini lah yang mereka mahasiswa UPR juga tidak Terima dan protes mengapa selalu di wajibkan untuk membeli buku agar lulus.
Selain itu mahasiswa juga mempermasalahkan tentang mengapa mengurus administrasi harus bayar lagi. Pada saat demo berlangsung hampir saja terjadi kericuhan antar mahasiswa dan rektorat.
Bahkan mahasiswa UPR sempat di pukul oleh seorang bapak-bapak yang mengenakan baju merah, dimana terekam aksi pemukulan yang dilakukan oleh oknum rektorat UPR yang dimana korban pemukulan adalah presiden BEM UPR (Badan Eksekutif mahasiswa) yang sedang menenangkan aksi massa demo pagi hari ini.
Pak rektorat sendiri masih belum memberikan respon dan tanggapan yang jelas dan pasti,beliau hanya menerima kritikan dan pemasukan keluh kesah mahasiswa yang mereka rasakan dan pak rektorat akan berusaha mengusulkan dan menindak lanjuti pungli (pungutan liar) yang beredar di kalangan fakultas UPR.
Reporter= Yuni Three
Komentar