BANYUWANGI – Aksi Demonstrasi yang di lakukan Masyarakat mendatangi kantor Desa Badean yang meminta penutupan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPS) yang berlokasi di Desa Karangbendo, Kecamatan Rogojampi, Oleh Kepala Desa (Kades) Badean, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Nursyamsi, komitmen akan mencarikan solusi terbaik terkait Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Jum’at (14/07/2023).
Warga mengeluhkan bahwa TPS yang berada tak jauh dari batas Desa Badean telah mencemari aliran air, sumur dan menimbulkan bau tidak sedap. Dalam aksi tersebut.
“Sebagai pengayom masyarakat, hari ini kita setujui tuntutan masyarakat, yakni meminta TPS di Desa Karangbendo, ditutup. Surat permohonan (penutupan TPS) kepada Bupati Banyuwangi, Ibu Ipuk Fiestiandani, sudah kita buat dan kita ajukan,” kata Kades Nursyamsi.
Dia menyadari terkait keluh kesah masyarakat. Mengingat belakangan TPS di Desa Karangbendo, memang mengeluarkan bau cukup menyengat. Dan itu terjadi lantaran adanya banjir imbas intensitas hujan cukup tinggi beberapa waktu lalu.
“Sebelumnya tidak ada masalah, namun belakangan karena adanya banjir, baunya memang lumayan. Kemungkinan itu terjadi lantaran belum ada penanganan, apalagi TPS di Desa Karangbendo, juga terbilang masih baru,” cetusnya.
Disebutkan, sejak November 2022, lahan bekas galian C yang telah direklamasi milik Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto, SH, MH, diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, untuk dijadikan TPS. Niat baik tersebut dilakukan karena Banyuwangi, kala itu kesulitan mencari solusi lokasi TPS. Sementara setiap hari, masyarakat terus memproduksi sampah.
“Masyarakat Desa Badean pun juga buang sampah ke TPS di Desa Karangbendo. Maka dari itu, Pemerintah Desa Badean pun akan mencari solusi lokasi pembuangan sampah baru, ketika TPS di Desa Karangbendo, benar-benar ditutup permanen,” ujar Nusyamsi.
Sebenarnya, masih Nursyamsi, sejak TPS Desa Karangbendo beroperasi, Pemkab Banyuwangi, terus memberi kompensasi. Salah satunya bantuan paket sembako tiap bulan. Termasuk menempatkan Desa Badean sebagai wilayah jujugan program pembangunan.
“Tapi penutupan ini kan permintaan masyarakat, maka harus kami ayomi dan kami dukung. Jika kedepan masyarakat Desa Badean akhirnya kesulitan mencari tempat pembuangan sampah, ya kita cari solusi bersama,” ungkapnya.
Selama ini, menurut Kades Nursyamsi, sampah rumah tangga dilingkungan masyarakat Desa Badean, dikumpulkan oleh petugas pemungut sampah. Selanjutnya dikirim ke TPS di Desa Karangbendo.
“Kami yakin, jika ada penanganan khusus, TPS Desa Karangbendo, bisa diterima masyarakat kembali. Karena sebelumnya memang tidak ada masalah,” tandasnya.
Anton Al Muqsith, SH, perwakilan massa demonstran berharap Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, bisa segera merespon aspirasi masyarakat Desa Badean. Yang pertama, menutup TPS di Desa Karangbendo. Dan yang kedua, harus ada pengelolaan sampah yang sudah menumpuk dilokasi.
“Agar tidak mencemari lagi,” katanya.
Anton menyebut bahwa keberadaan TPS di Desa Karangbendo, hanya membawa manfaat kurang baik kepada masyarakat Desa Badean. Menurutnya, Pemkab Banyuwangi, pun tidak memberi kompensasi atau program pembangunan apa pun kepada masyarakat Desa Badean, maupun masyarakat terdampak TPS.
Disisi lain, dia juga mengakui jika selama ini sampah rumah tangga masyarakat Desa Badean juga dibuang di TPS di Desa Karangbendo. Dan ketika TPS ditutup, pihaknya akan melakukan tindak lanjut dengan meminta adanya pengelolaan sampah ditingkat desa.
Terkait kebutuhan adanya lokasi penampungan sampah baru di Desa Badean, ketika TPS di Desa Karangbendo ditutup, Anton menyebut bahwa banyak lahan yang bisa digunakan. Namun, keputusan akan diambil dengan musyawarah bersama masyarakat Desa Kadean.
“Kami meminta agar masyarakat diberi pelatihan pilah sampah. Agar yang organik bisa dijadikan pupuk kompos dan sampah plastik bisa diolah menjadi kerajinan atau pun dicacah menjadi biji plastik, sehingga bisa memberi manfaat ekonomis,” ungkapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto, SH, MH, meminta agar masyarakat Desa Badean tetap menyikapi permasalahan TPS Desa Karangbendo dengan kepala dingin.
“Bukan karena TPS berada dilahan milik saya. Tapi saya disini bicara sebagai wakil rakyat, saya tidak ingin masyarakat hanya mengedepankan emosi, bukan solusi dan manfaat kedepan,” katanya.
Michael, yang juga Ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi, menegaskan bahwa dirinya telah mengusulkan kepada pemerintah daerah terkait beberapa program sebagai kompensasi keberadaan TPS. Diantaranya mendorong terwujudnya usaha pengelolaan sampah.
“Usulan tersebut terus saya kawal. Dan harus dipahami bersama, program pemerintah tidak bisa sekarang minta sekarang diberi, tapi ada regulasinya,” cetusnya.
Wakil rakyat putra daerah Desa Badean ini pun mentargetkan pembentukan 3 Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang akan dilibatkan dalam pengelolaan sampah.
Sebagai pemilik lahan TPS Desa Karangbendo, Michael mengaku tidak masalah jika masyarakat Desa Badean meminta penutupan. Terlebih, dalam pemanfaatan lahan menjadi TPS, politisi partai berlambang Mercy tersebut tidak mendapatkan keuntungan apa pun.
“Yang saya lakukan dengan menyerahkan lahan untuk lokasi TPS, hanya demi membantu pemerintah daerah dalam memecahkan permasalahan sampah. Jika kini masyarakat menolak, saya tidak ada masalah,” tegas Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto, SH, MH. (*)
Reporter: Supandik
Dikutip dari timeindonesia.co.id
Komentar