Berita sidikkasus.co.id
BANYUWANGI – Dalam rangka memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang apa itu HIV-AIDS maka Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Banyuwangi gelar Sosialisasi tentang pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS di pendopo desa Kedungringin pada hari jumat tanggal 30 September 2022, pukul 08.30 WIB s/d selesai yang di hadiri oleh Bapak Camat Muncar Triasetia Supriyanto , S.STP., M. Si. , Bapak Kades Kedungringin Supardi, Bhabinkamtibmas dan Babinsa desa Kedungringin Sertu Kasiyadi, Petugas Lapangan Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kab. Banyuwangi, Kadus Sedesa Kedungringin, Kepala Puskesmas Desa Kedungrejo, Ketua BPD beserta anggota, Ibu-ibu PKK desa Kedungringin, serta tokoh agama, tokoh pemuda dan Tomas Desa Kedungringin. Sekitar 50 orang yang telah berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Bapak Hariyanto sebagai narasumber menyampaikan bahwa belum semua masyarakat memahami penularan HIV & AIDS dari satu orang ke orang lain secara benar. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk T-4 atau sel T-Helper atau disebut juga sel CD-4. HIV tergolong dalam kelompok retrovirus yaitu kelompok virus yang mempunyai kemampuan untuk mengkopi cetak genetik di dalam materi genetik sel-sel yang ditumpanginya. Melalui proses ini, HIV dapat mematikan sel-sel CD-4. Sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh HIV.
HIV & AIDS merupakan virus yang dapat ditularkan, berikut beberapa kondisi yang dapat mempermudah penularan dan penyebaran HIV dan AIDS antara lain : prevalensi penyakit kelamin tinggi, pemakaian kondom rendah, proses urbanisasi yang cepat, terjadinya hubungan seksual secara berganti-ganti pasangan.
Cara Penularan HIV ada tiga, yaitu :
1. Melalui hubungan seksual dengan seseorang yang telah terinveksi HIV tanpa memakai pengaman/pelindung (kondom). Hubungan seksual yang beresiko menularkan HIV antara lain :
a. Hubungan seksual secara anal, karena epitel mukosa anus relatif tipis dan mudah terluka dibanding epitel dinding vagina.
b. Hubungan seksual secara vaginal. Wanita lebih beresiko daripada pria karena selaput lendir vagina rukup rapuh. Selain itu cairan sperma akan menetap cukup lama di dalam vagina sehingga kesempatan HIV untuk masuk ke aliran darah menjadi lebih tinggi. Perilaku beresiko tinggi adalah berhubungan seksual yang tidak aman, termasuk tanpa kondom, berganti-ganti pasangan, berganti-ganti jarum suntik atau alat-alat lain yang kontak dengan cairan tubuh orang lain dan memperoleh tranfusi darah yang tidak dites HIV.
2. Melalui tranfusi darah atau alat-alat yang telah terpapar HIV. Cara penularan HIV melalui darah :
a. Secara langsung (tranfusi darah, produk darah atau tranplantasi organ tubuh yang terinfeksi HIV).
b. Secara tidak langsung atau melalui alat-alat (jarum suntik, peralatan dokter, jarum tatto, jarum tindik, penggunaan narkoba suntik secara bergantian) yang terinfeksi HIV dan tidak disterilkan dahulu.
3. Melalui ibu yang terinfeksi HIV kepada janin yang dikandungnya pada saat persalinan atau kepada bayi yang disusuinya. Penularan HIV dari ibu bisa terjadi pada saat kehamilan (in-utero). Bila ibu baru terinfeksi HIV dan belum ada gejala AIDS, kemungkinan bayi terinfeksi sebesar 20% – 35%, sedangkan jika gejala AIDS sudah jelas pada ibu kemungkinannya 50%.
Cara Pencegahan :
Tidak melakukan hubungan seks beresiko.
Setia pada pasangan.
Cek HIV atau status HIV anda.
Jauhi Narkoba.
Pendidikan dan edukasi HIV
Tata Cara Pemulasaraan Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA)
“Virus HIV tidak mudah ditaklukkan, bahkan sampai pengidap meninggalpun virus HIV masih tetap aktif selama kurang lebih empat jam, dan berpotensi menular melalui cairan-cairan yang keluar dari dalam tubuhnya. Namun masyarakat dan keluarga terdekat tidak perlu khawatir dan takut akan terjangkit penyakit menular, termasuk HIV & AIDS, hanya perlu tetap mempertimbangkan saran dari kalangan medis dan kewaspadaan.” Ujar Bapak Hariyanto.
( Joen SDK )
Komentar