Tak Transparan Salurkan BLT DD, Puluhan Warga Kabuaran Gruduk Kantor Kepala Desa

Berita Sidikkasus.co.id

Bondowoso – Puluhan warga Desa Kabuaran, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Jawa Timur menggruduk  kantor Kepala Desa setempat, Jumat (22/04/2022).

Warga menganggap jika penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa (DD) yang disalurkan untuk tahun 2022 tidak tepat sasaran dan tidak terbuka.

Selain itu, warga juga menganggap Kepala Desa diduga hanya memprioritaskan team sukses dan pendukungnya. Sehingga warga masyarakat desa kabuaran beramai-ramai mendatangi kantor desa untuk menyampaikan rasa kesalnya.

Menurut salah satu  warga Desa Kabuaran kepada awak media mengatakan, penyaluran bantuan yang di salurkan kepada masyarakat dinilai sangat tidak tepat sasaran. “Karena kebanyakan penerima adalah orang -orang yang sudah mampu perekonomiannya, sedangkan masyarakat yang tidak mampu yang seharusnya mendapatkan dan layak untuk di bantu malah tidak dapat bantuan, “Ujarnya.

Terlebih, Kepala desa dan perangkat desa hanya mengutamakan tim suksesnya dan pendukung-pendukungnya pasca Pilkades. “Faktanya ada beberapa warga yang sudah mau umroh, yang punya mobil, juga punya sawah luas, justru itu yang mendapatkan bantuan, sedangkan yang berhak mendapatkan bantuan kalau bukan pendukungnya malah tidak dapat bantuan, “ketusnya.

Sementara itu menurut Sujono, selaku Kepala Desa Kabuaran kepada media menyampaikan, bahwa dirinya sanggup untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan. “Terkait dengan masyarakat yang mendapat bantuan yang tumpang tindih, saya siap untuk mencabut dan bagi yang merasa belum pernah mendapatkan bantuan saya akan evaluasi ulang, “kilahnya.

Disamping itu, berbagai macam program bantuan yang didapatkan Desa Kabuaran banyak menuai kritik dari warga setempat, seperti halnya pengadaan  mobil siaga Desa Kepala Desa tidak melibatkan perangkat terkait tentang pembelian Unit Mobil siaga, sehingga hal tersebut terkesan menyalahgunakan wewenang.

Kendati demikian, Sujono mengakui bahwa pembelian Mobil Siaga desa dengan harga Rp.190 juta sekian sengaja tidak bermusyawarah ke pihak desa lantaran Mobil siaga tersebut memang betul – betul dibutuhkan oleh warga. “Saya akui pembelian mobil Siaga desa itu memang tanpa musyawarah, karena melihat kondisi transportasi desa ini sangat membutuhkan, “pungkasnya.(y/j)

Komentar