Berita Sidikkasus co.id
JEMBER, — Pendamping atau Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) Program BSPS tahun 2021 untuk masyarakat Desa Randuagung, Kecamatan Sumberjambe, Jember terkesan tidak maksimal dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan dan bahan material, pasalnya material bangunan yang terpasang diduga tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada, ditambah lagi beberapa bedah rumah tidak terpasang rangka Kuda Kuda dimana Konstruksi ini memiliki peran penting dalam bangunan atap rumah, Jember (28/12/2021) Senin.
Petugas TFL merupakan ujung tombak keberhasilan pelaksanaan Program BSPS di lapangan. Membantu mendampingi masyarakat penerima bantuan Program BSPS mulai dari perencanaan, pelaksanaan pembangunan, serta pendampingan dalam membangun rumah yang layak huni.
Tapi, hal tersebut tidak berlaku diprogram BSPS Desa Randuagung, yang mana kualitas bahan material yang terpasang asal asalan terkesan pihak TFL melakukan pembiaran. Dari pantauan dilokasi banyak temuan Pekerjaan bedah rumah dan material yang terpasang diduga tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang sudah ditentukan.
Dari Hasil investigasi awak media dilokasi penerima bedah rumah, bahwa ada beberapa komponen seperti rangka kuda kuda atap tidak terpasang, bahkan untuk kayu gording , nok memakai kayu bulat (bukan kayu balok 6/12), balok tembok kayu tidak sesuai spesifikasi. Panjang semua jenis kayu sesuai Daftar Rencana Pemanfaatan Bantuan (DRPB) semestinya 4 meter tapi fakta dilapangan tidak sesuai, sebagian kloset tidak dipasang, meskipun terpasang tanpa adanya septic tank artinya WC belum bisa digunakan. Bahkan pekerjaan gewel gunung gunung tidak dipasang ring beton bertulang.
Dengan terpasangnya stiker atau peleng BSPS 2021, artinya 22 rumah yang dibedah dari program BSPS sudah dilaporkan selesai dan patut diduga ada manipulasi data laporan pekerjaan dari program BSPS tersebut.
Sementara Amsari Kaur Kesra Desa Randuagung saat dikonfirmasi mengatakan bahwa 22 warga penerima program BSPS dari kementerian pupr difasilitasi oleh dirinya selaku kader partai PKS di kecamatan Sumberjambe.
” Program BSPS bukan saya yang mengajukan, bukan proposal atau pokmas, kalo pokmas kan saya yang tanda tangan, yang anu, punya stempel, kan seperti itu. tapi saya hanya dimintai data sama pak Nur Hasan DPRD dan yang satunya saya lupa namanya,” ucap Amsari kepada awak media di kediamannya, pada hari Sabtu (25/12/2021).
Terkait penunjukan toko bangunan Amsari mengaku tidak mengerti, menurut pendamping, Amsari menjelaskan bahwa tidak boleh satu toko.
” Dari Sukosari sampai Sumberjambe toko toko dimintai tentang harga itu, mungkin ada yang siap menerima, ternyata toko toko tidak ada yang siap melayani, toko itu tidak punya modal alasannya,” ujarnya.
Terkait gambar, tehnis dan pelaksanaan program BSPS Amsari mengatakan bahwa yang bertanggungjawab TFL mas Panji dan pihak toko bangunan. Pihak ketiga yang menyediakan material ( kayu, batako, pasir, dll-red) yang tau hanya toko (TB Putra Ahmad-red).
Menurut sepengatahuan Amsari, bahwa tidak ada perangkat desa yang jadi pihak ketiga sebagai penyedia material diluar toko bangunan.
” Kades hanya mengawal saja, kalo ada kekurangan dan keluhan pasti masyarakat ngeluhnya di kades, ini (material) belum dikirim, kades baru menyuruh dikawalkan,” jelasnya Amsari yang yang juga ditunjuk sebagai ketua ketua PKS PAC Sumberjambe namun belum dilantik.
Untuk keberimbangan sebuah berita di waktu yang sama awak media meminta informasi nomor seluler Panji TFL kepada Amsari, dia mengatakan.” Iya, Nomernya mas Panji nanti saya kirim ke sampeyan (wartawan- red),” ucapnya menjanjikan kepada awak media.
Terpisah tukang kayu inisial R warga Randuagung membenarkan bahwa yang mengerjakan pembuatan daun pintu dan daun jendela untuk program BSPS di desa Randuagung dirinya.
” Iya, saya yang mengerjakan disuruh pak Kades dan Kades yang bayar, bukan toko. Untuk ongkos (setiap pintu) pintu Rp 150 ribu dan jendela Rp 30 ribu,” kata R kepada wartawan dilokasi.
Dia menjelaskan bahwa hanya mengerjakan 10 pintu untuk 5 rumah dan 6 jendela untuk 3 rumah. menggunakan kayu jenis mahoni.
” Bahan kayunya ambil dirumah pak Kades, memang sudah tersedia dirumahnya, kayu proses sendiri disana,” imbuhnya R kepada wartawan Sidikkasus, pada hari Sabtu (25/12/2021).
Hingga berita ini dipublikasikan belum ada respon dari pihak TFL, awak media kesulitan untuk menghubungi yang bersangkutan dan akan diverifikasi dan konfirmasi lebih lanjut. Namun sampai saat ini awak media belum menerima nomer yang dijanjikan Amsari.
Pewarta: Herman.
*Bersambung*
Komentar